Balada Istri Pelaut
Blog Berita Kapal lagi iseng menulis cerita tentang pelaut, tepatnya cerita tentang istri pelaut, jadi pelaut memang asyik bisa keliling dunia mengarungi lautan luas dan secara ekonomi kehidupan pelaut lebih baik dibanding orang kebanyakan di Indonesia ini, jadi istri pelaut pasti senang hidup dengan kecukupan ekonomi tapi kebutuhan hidup itu kan gak melulu uang dan uang, ada kebutuhan jasmani ada kebutuhan rohani, makanya ada istilah yg bukan rahasia umum lagi dikalangan istri pelaut bahwa jika mau menjadi istri seorang pelaut harus siap lembur dan libur, maksudnya tau sendirilah ......,
Masalah kebutuhan jasmani insyaallah tidak jadi masalah namun soal kebutuhan rohani siapa yg tau, seperti cerita balada seorang istri pelaut berikut ini yg didapatkan penulis blog Berita Kapal dari cerita online di internet, berikut cuplikannya:
Repot memang jadi istri pelaut. Di kala sedang rindu “jangkar” suami, bapaknya anak-anak tak di rumah. Dan Ny. Septi, 40, (bukan nama sebenarnya) dari Sidoarjo (Jatim) ini menempuh cara lain, demenan dengan PIL. Tapi sial, baru saja selesai berbagi cinta langsung digerebek warga dan suami sendiri, Darno, 42 (bukan nama sebenarnya).
Kalau tidak kepepet, seyogyanya tidak menikah dengan pelaut. Dijamin akan sering kesepian, karena sering ditinggal berlayar. Dalam pelayaran suami mabuk laut, di rumah isrtri mabuk cinta. Tapi “saran” ini tak perlu digubris benar-benar. Sebab jika dipatuhi secara konsekuen, kan kasihan pelautnya, tidak diberi kesempatan untuk berkembang biak mengembangkan keturunan!
Ny. Septi warga Kahuripan Nirwana Village Kelurahan Sumput Sidoarjo, termasuk wanita yang menafikan “saran” gila ini. Bagi dia, tinggal bagaimana memenej rasa rindu itu. Maka ketika dia ditaksir seorang ABK (Anak Buah Kapal), langsung menerima saja. Yang penting suami setia kepada keluarga, dan tidak obral “jangkar” ke mana-mana. Sebab kata orang, pelaut itu setiap kali kapal bersandar, mesti melabuhkan cintanya di daerah pelacuran.
Selama ini Septi mampu menjaga konsensus. Sampai kemudian hadir seorang pemborong Mukarto, 40, yang dipercaya suami untuk merehab rumahnya. Terlalu sering ketemu dengan pemilik, keduanya menjadi akrab. Ternyata juragan pembangunan ini diam-diam naksir pada istri Mukarto yang memang lumayan cantik dan putih itu. Begitu mulai akrab, dia suka main colek dan melempar guyonan seronok.
Awalnya Septi bisa menepiskannya. Tapi lantaran serangan Mukarto nyaris tanpa jeda, dan dia sendiri sudah 4 bulan tidak ketemu “jangkar” suami, akhirnya hanyut juga. Mukarto yang kemarin-kemarin hanya bongkar genting rumah Septi, kini membongkar habis segala pakaian yang dikenakan istri Darno. Kelanjutannya bisa ditebak, mereka berhubungan intim bak suami istri. Sebentar-sebentar Septi mendesis-desis macam habis nyeplus lombok.
Rintihan misterius full tendensius tersebut menjadikan warga curiga. Maka mereka diam-diam lalu menginformasikan kelakuan istrinya. Nah, ketika Darno hendak kembali, penjebakan pun diatur. Maksudnya, meski pulang tapi sengaja dia tak memberitahukan pada istri. Darno ingin melihat “siaran langsung” bagaimana istrinya berselingkuh dengan Mukarto yang memang gombale mukiyo itu.
Dan ternyata benar. Malam berikutnya Darno mendengar sendiri bagaimana istrinya “kepedasan”. Selang beberapa menit penggerebekan dilakukan. Septi – Mukarto tertangkab basah sedang mandi bersama, sehabis bertanding antara hidup dan mati. Malam itu juga keduanya diserahkan ke Polres Sidoarjo. Dalam pemeriksaan keduanya mengaku sering bersetubuh bak suami istri. “Dia kesepian, aku membantu apa salahnya,” ujar Mukarto tanpa beban.
Kalau kesepian, ya biar saja dia bengok-bengok biar ramai.
Masalah kebutuhan jasmani insyaallah tidak jadi masalah namun soal kebutuhan rohani siapa yg tau, seperti cerita balada seorang istri pelaut berikut ini yg didapatkan penulis blog Berita Kapal dari cerita online di internet, berikut cuplikannya:
Repot memang jadi istri pelaut. Di kala sedang rindu “jangkar” suami, bapaknya anak-anak tak di rumah. Dan Ny. Septi, 40, (bukan nama sebenarnya) dari Sidoarjo (Jatim) ini menempuh cara lain, demenan dengan PIL. Tapi sial, baru saja selesai berbagi cinta langsung digerebek warga dan suami sendiri, Darno, 42 (bukan nama sebenarnya).
Kalau tidak kepepet, seyogyanya tidak menikah dengan pelaut. Dijamin akan sering kesepian, karena sering ditinggal berlayar. Dalam pelayaran suami mabuk laut, di rumah isrtri mabuk cinta. Tapi “saran” ini tak perlu digubris benar-benar. Sebab jika dipatuhi secara konsekuen, kan kasihan pelautnya, tidak diberi kesempatan untuk berkembang biak mengembangkan keturunan!
Ny. Septi warga Kahuripan Nirwana Village Kelurahan Sumput Sidoarjo, termasuk wanita yang menafikan “saran” gila ini. Bagi dia, tinggal bagaimana memenej rasa rindu itu. Maka ketika dia ditaksir seorang ABK (Anak Buah Kapal), langsung menerima saja. Yang penting suami setia kepada keluarga, dan tidak obral “jangkar” ke mana-mana. Sebab kata orang, pelaut itu setiap kali kapal bersandar, mesti melabuhkan cintanya di daerah pelacuran.
Selama ini Septi mampu menjaga konsensus. Sampai kemudian hadir seorang pemborong Mukarto, 40, yang dipercaya suami untuk merehab rumahnya. Terlalu sering ketemu dengan pemilik, keduanya menjadi akrab. Ternyata juragan pembangunan ini diam-diam naksir pada istri Mukarto yang memang lumayan cantik dan putih itu. Begitu mulai akrab, dia suka main colek dan melempar guyonan seronok.
Awalnya Septi bisa menepiskannya. Tapi lantaran serangan Mukarto nyaris tanpa jeda, dan dia sendiri sudah 4 bulan tidak ketemu “jangkar” suami, akhirnya hanyut juga. Mukarto yang kemarin-kemarin hanya bongkar genting rumah Septi, kini membongkar habis segala pakaian yang dikenakan istri Darno. Kelanjutannya bisa ditebak, mereka berhubungan intim bak suami istri. Sebentar-sebentar Septi mendesis-desis macam habis nyeplus lombok.
Rintihan misterius full tendensius tersebut menjadikan warga curiga. Maka mereka diam-diam lalu menginformasikan kelakuan istrinya. Nah, ketika Darno hendak kembali, penjebakan pun diatur. Maksudnya, meski pulang tapi sengaja dia tak memberitahukan pada istri. Darno ingin melihat “siaran langsung” bagaimana istrinya berselingkuh dengan Mukarto yang memang gombale mukiyo itu.
Dan ternyata benar. Malam berikutnya Darno mendengar sendiri bagaimana istrinya “kepedasan”. Selang beberapa menit penggerebekan dilakukan. Septi – Mukarto tertangkab basah sedang mandi bersama, sehabis bertanding antara hidup dan mati. Malam itu juga keduanya diserahkan ke Polres Sidoarjo. Dalam pemeriksaan keduanya mengaku sering bersetubuh bak suami istri. “Dia kesepian, aku membantu apa salahnya,” ujar Mukarto tanpa beban.
Kalau kesepian, ya biar saja dia bengok-bengok biar ramai.
1 comment:
asyiik dech………
Post a Comment